Kamis, 14 Mei 2020

Masa PSBB

Minggu, 3 Mei 2020

MOTIVASI DIRI : Jangan  Mudah Putus Asa  Dari  Rahmat  Allah

Masa PSBB 

Sudah  sebulan ini Warsih tidak berjualan. Warungnya tutup. Biasanya warung selalu penuh sesak dengan pembeli. Selain makanannya enak di lidah, harganya pun sangat murah, terjangkau untuk semua kalangan. Tempat jualan pun sederhana tapi bersih. Ada tempat parkir yang luas sehingga  pelanggan nyaman untuk memarkir mobilnya. 
Pelanggannya banyak. Bukan saja anak-anak sekolah SMA yang gedungnya ada di dekat warung itu, para pekerja pabrik, orang dari kelas menengah juga, ini terlihat dari mobil dan dandanan  para pembelinya. 

Warsih seorang yang sangat sederhana. Ia tidak neko-neko. Ia berjualan sekedarnya tidak berlebih. Walaupun pembelinya berjubel, ia tidak berkehendak untuk memasak lebih untuk memenuhi semua pembeli. Kalau sekiranya yang dimasaknya habis, tidak ingin menambahnya lagi. 
Ia bukan tipe orang yang serakah. Mencari  uang hingga berlebihan. Baginya, uang yang ia dapat  dari berjualan cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya, cukup untuk bayar kuliah anaknya, cukup untuk mengisi uang donator masjid, juga cukup untuk di tabung untuk dana haji. Dia punya impian untuk pergi haji ke tanah suci. 

Selama waktu menunggu yang sebulan ini, memang cukup menjadi masalah bagi warsih. Selain karena berjualan adalah satu-satunya mata pencahariannya, dia harus mengurusi keponakannya yang sedang  dirawat di rumah sakit. Warsih termenung seorang diri. Dia  terus berpikir bagaimana mengatasi masalahnya. Tetapi Warsih bukanlah seorang yang gegabah, cepat panik dan grusa grusu. Ia tipe seorang yang tenang. 

Ia tidak pernah menyalahkan orang lain, terutama pemerintah yang menyuruhnya menutup warung untuk sementara selagi masih ada pandemi covid 19. Sebagai warga yang taat pada aturan pemerintah, ia patuh pada aturan demi menghentikan pandemi ini. Warsih percaya apa yang dilakukan pemerintah sudah seharusnya. Dan ia  yakin kalau semua warga mengikuti anjuran ini, pasti bawah ini akan segera berakhir.

Warsih lalu berunding dengan anaknya yang sulung, yang sudah menginjak bangku kuliah. Padanyalah ia selalu mengajak berunding tentang segala hal, karena suaminya sudah lama meninggal dunia. Putrinya ini sangat cerdas. Ia pintar IT. Ia punya ide untuk mengajak ibunya tetap berjualan tetapi dengan membuat aplikasi mirip go pay. Putrinya yang akan membuat promo melalui medsos, lalu dia juga yang akan mengantar pesanan  ke rumah  pelanggan.

Sejak itu, Warsih mulai memasak lagi. Pada warungnya dipasang brosur bertuliskan” Menerima Layanan Antar, Hubungi no….”. Pelanggan Warsih yang semula kecewa, kini balik lagi, walaupun melalui layanan antar. Bulan Ramadhan ini adalah berkah bagi Warsih sekeluarga. Pesanan untuk berbuka puasa dan sahur terus mengalir. Warsih tidak lupa menyisihkan beberapa bungkus nasi untuk di berikan padaa tetangga yang kurang mampu dan juga untuk takjil di masjid yang ada di dekat warung tempatnya berjualan. Warsih selalu bersyukur pada Allah atas segala nikmat dan rezeki yang dianugerahkan kepadanya. Dalam sholat malamnya dia menangis.  Pada Allah ia selalu menyandarkan hidupnya.

Warsih seorang yang sangat sederhana namun memiliki jiwa yang sangat kuat dan ulet. Ia tidak memiliki apa-apa, tetapi ia hanya mengandalkan Allah, satu-satunya penolongnya. Ia selalu memotivasi dirinya untuk tenang, selalu berpikiran positif, kreatif, dan tidak putus asa, berdoa dengan sungguh-sungguh bahwa masalah pasti berlalu bila ia meminta pertolongan pada Allah SWT.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar